Jurnal
refleksi dwi mingguan pada Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai
Kebajikan sebagai Pemimpin kali ini saya menggunakan refleksi dengan Model 4F
((Facts, Feelings, Findings, Future).
Fact (Peristiwa)
Pengalaman
saya selama mengikuti pembelajaran pada modul Modul 3.1 Pengambilan Keputusan
Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin sungguh sangat luar biasa. Saya telah melalui tahapan
belajar MERDEKA seperti halnya pada
modul-modul terdahulu. Pada tahapan alur belajar MERDEKA saya belajar dari Mulai dari diri, Eksplorasi konsep, Ruang
kolaborasi, Demonstrasi kontekstual, Elaborasi pemahan, Koneksi antar materi, dan
Aksi nyata.
Pada tahapan
mulai dari diri, saya mengikuti kegiatan yang bertujuan untuk mengaktifkan
pengetahuan awal (prior knowledge)
dan melakukan pengamatan pada keterampilan seorang pemimpin dalam pengambilan
keputusan dengan berada langsung di antara berbagai pemangku kepentingan, seperti
murid, orang tua murid, guru, komite, dan pihak komunitas sekolah lainnya.
Tahapan
eksplorasi konsep merupakan tahapan yang harus saya lalui dengan bereksplorasi secara mandiri untuk memahami
konsep materi pengambilan keputusan yang
berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin dalam sekolah sebagai
institusi moral, menjelaskan pentingnya pengambilan keputusan seorang
pemimpin yang berdasarkan 3 unsur yaitu berpihak pada murid, bertanggung jawab,
serta berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, dan menganalisis nilai-nilai
kebajikan yang terkandung dalam sebuah pengambilan keputusan dilema
etika.
Pada tahap
ruang kolaborasi, saya melakukan kolaborasi dengan beberapa rekan CGP lain di
ruang virtual untuk saling berbagi, berkolaborasi dan menerapkan keterampilan
pengambilan keputusan berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah
pengambilan dan pengujian keputusan.
Tahap
demonstrasi kontekstual saya ikuti dengan melakukan suatu analisis terhadap penerapan
proses pengambilan keputusan yang berdasarkan pengetahuan yang telah dipelajari
sebelumya yakni mengenai berbagai
paradigma, prinsip, pengambilan dan pengujian keputusan di sekolah asal
masing-masing dan di sekolah/lingkungan lain dengan cara mewawancarai 2 kepala
sekolah berbeda tentang praktik pengambilan keputusan yang biasa dilakukan oleh
kepala sekolah tersebut.
Pada tahap
elaborasi, saya melakukan elaborasi pemahaman tentang paradigma, prinsip, dan
pengujian keputusan bersama instruktur secara virtual. Tujuan elaborasi ini
salah satunya adalah menguatkan pemahaman mengenai materi yang sudah dipelajari
yaitu mengenai pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai
pemimpin.
Pada
penyelesaian tahap koneksi antarmateri, saya membuat kesimpulan (sintesis) dari
keseluruhan materi yang didapat dengan membuat tulisan di blog kemudian mendapat
tanggapan dari rekan-rekan yang telah
membacanya.
Tahap aksi
nyata saya selesaikan dengan membuat rencana untuk mempraktikkan proses
pengambilan keputusan, paradigma, prinsip, dan pengujian keputusan di sekolah.
Dalam
menyelesaikan tujuh tahapan pengalaman belajar
tersebut saya tidak menemukan hambatan yang begitu berarti. Namun demikian, saya mendapatkan tantangan ketika ditugaskan
untuk mewawancarai dua kepala sekolah yang berbeda. Pada saat itu, saya diminta untuk mewawancarai kepala sekolah
sehingga mendapatkan jawaban mengenai pengambilan keputusan yang relevan dengan
materi yang sedang dipelajari. Untuk mencapai tujuan tersebut saya dituntut
untuk membuat pertanyaan pemantik yang
bermakna dan fokus pada tujuan yang ingin dicapai. Setelah menyelsaikan
rangkaian kegiatan tersebut saya merasa apa yang sudah saya lakukan telah
sesuai dengan rencana dan sampai sejauh ini berjalan dengan baik.
Feelings
(Perasaan)
Selama
pembelajaran berlangsung saya merasa senang karena materi yang saya pelajari
merupakan ilmu pengetahuan baru yang harus saya kuasai sebagai seorang pemimpin
pembelajaran. Seorang Guru penggerak harus berperan sebagai pemimpin
pembelajaran, menggerakan komunitas praktisi, coach bagi guru lain, mendorong
kolaborasi antarguru dan memajukan kepemimpinan murid. Dalam menjalankan tugas
tersebut saya harus terampil dalam mengambil keputusan berbasis nilai-nilai
kebajikan. Seperti yang telah saya pelajari sebelumnya yakni seorang guru
penggerak harus memiliki nilai mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan
berpihak pada murid. Dalam pengambilan keputusan seorang pemimpin harus mendasarkan
pada 3 unsur yaitu berpihak pada murid, bertanggung jawab, serta berdasarkan
nilai-nilai kebajikan universal. Setiap konsep materi sejak awal sampai modul
ini saya pelajari, banyak sekali menemukan keterkaitan sehingga terkonstruksi
membentuk sebuah pemahaman baru.
Findings (Pembelajara)
Pelajaran yang
saya dapatkan dari Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai
Kebajikan sebagai Pemimpin diantaranya adalah dalam keterampilan pengambilan
keputusan seringkali berbagai kepentingan saling bersinggungan dan ada
pihak-pihak yang akan merasa dirugikan atau tidak puas atas keputusan yang
telah diambil. Kegiatan pengambilan keputusan merupakan suatu keterampilan,
semakin sering kita melakukannya maka semakin terlatih, fokus, dan tepat
sasaran. Sesulit apapun keputusan yang harus diambil untuk menyelesaikan sebuah
permasalahan yang sama-sama benar, sebagai seorang pemimpin, yang harus kita lakukan
adalah mendasarkan keputusan kita pada 3
unsur yaitu berpihak pada murid, berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, dan
bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang
diambil.
Ketika suatu
saat kita menghadapi situasi dilema etika, akan ada nilai-nilai kebajikan
mendasar yang bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan,
kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan hidup .
Paradigma yang
terjadi pada situasi dilema etika dapat dikategorikan seperti berikut ini:
1. Individu lawan kelompok
(individual vs community)
2. Rasa keadilan lawan
rasa kasihan (justice vs mercy)
3. Kebenaran lawan
kesetiaan (truth vs loyalty)
4. Jangka pendek lawan
jangka panjang (short term vs long term)
Adapun tiga prinsip dalam pengambilan
keputusan yaitu:
1. Berpikir Berbasis Hasil
Akhir (Ends-Based Thinking)
2. Berpikir Berbasis
Peraturan (Rule-Based Thinking)
3. Berpikir Berbasis Rasa
Peduli (Care-Based Thinking)
Selanjutnya, untuk
memandu kita dalam mengambil keputusan dan menguji keputusan yang akan diambil
dalam situasi dilema etika ataupun bujukan moral yang membingungkan terdapat 9 langkah yang dapat dilakukan yaitu
1. mengenali nilai-nilai
yang saling bertentangan
2. menentukan siapa yang
terlibat dalam situasi ini
3. kumpulkan fakta-fakta
yang relevan dengan situasi ini.
4. pengujian benar atau
salah : Uji Legalitas, Uji Regulasi/ Standar Profesional, Uji Intuisi, Uji
Publikasi dan Uji Panutan/ Idola
5. pengujian paradigma
Benar lawan Benar
6. melakukan Prinsip
Resolusi
7. investigasi Opsi
Trilema
8. buat keputusan
9. lihat lagi Keputusan
dan Refleksikan
9 langkah pengambilan
keputusan tersebut merupakan sebuah panduan, bukan merupakan sebuah metode yang
kaku dalam penerapannya.
Future (Penerapan)
Saya akan
menerapkan keterampilan pengambilan keputusan berdasarkan 4 paradigma, 3
prinsip, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan seseuai dengan
konsep yang telah dipelajari pada Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis
Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin ini agar semakin terlatih dan terampil
dalam melakukan pengambilan keputusan. Selain itu, saya akan membagikan informasi
terkait pemahaman materi baru yang saya pelajari pada Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis
Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin ini kepada rekan guru yang lain melalui
berbagai media baik itu secara langsung ataupun melaui berbagai media informasi
digital yang mudah diakses oleh rekan guru yang lain.
Demikian hasil refleksi pengalaman dan pemahaman
belajar saya pada Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai
Kebajikan sebagai Pemimpin selama kurang lebih dua minggu. Saya berharap semoga
bermanfaat bagi seluruh pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya, terima
kasih.
Sumedang, 19 November 2022

Tidak ada komentar:
Posting Komentar