Jumat, 07 Oktober 2022

JURNAL REFLEKSI 3: Visi Guru Penggerak

 


Menurut Townsin, inkuiri apresiatif dapat menyuntikkan energi, harapan dan optimisme ketika kebutuhan untuk perubahan telah teridentifikasi.

 

Pada modul 1.3 tentang visi guru penggerak ini, kami dituntut untuk dapat menentukan visi pribadi sebagai calon guru penggerak untuk dapat diterapkan dan menjadi suatu perubahan tertentu. Kami pun berlatih untuk kebutuhan perubahan tersebut dengan menggunakan pendekatan Inkuri Apresiatif.

 

Sebagai pendidik, kita perlu ingat kembali tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, bahwa pendidikan diselenggarakan agar setiap individu dapat menjadi manusia yang “beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab”. Sekarang, berdasarkan pedoman itu, Profil Pelajar Pancasila diharapkan menjadi pegangan untuk para pendidik di ruang belajar yang lebih kecil. Profil ini tidak hanya dimiliki oleh murid berprestasi secara akademik atau murid yang menonjol dalam bakat lainnya, profil pelajar Pancasila ini diharapkan dimiliki oleh seluruh murid Bapak/Ibu di dalam kelas.

 

Dalam modul Visi Guru Penggerak mengenai pendekatan Inkuiri Apresiatif ini kita dapat menggali nilai-nilai positif yang baik sehingga dapat menerapkan visi guru penggerak yang berbasis pada kekuatan.

 

Pendekatan Inkuiri Apresiatif (IA) merupakan suatu strategi perubahan kolaboratif yang berbasis kekuatan. Pendekatan Inkuiri Apresiatif merupakan sebuah solusi strategi perubahan


yang tidak terdapat pada pendekatan lainnya. Dengan pendekatan Inkuiri Apresiatif diharapkan mampu mengaktualisasi potensi masing masing individu dalam kelompok menjadi sebuah kekuatan yang luar biasa dalam melakukan perubahan.

 

Pendekatan IA (Inkuiri Apresiatif) dapat dikatakan sebagai sebuah pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis perubahan. IA juga dapat berfungsi sebagai salah satu model manajemen perubahan dan dalam penerapannya dilakukan melalui tahapan- tahapan dalam Inkuiri Apresiatif yang disebut dengan BAGJA.

 

BAGJA merupakan sebuah alur langkah–langkah yang mengikuti pendekatan Inkuiri Apresiatif. BAGJA terdiri dari B yang berarti Buat pertanyaan, A berarti Ambil pelajaran, G berarti Gali mimpi, J berarti  Jabarkan rencana, dan A berarti Atur eksekusi.

 

Paradigma atau pendekatan Inkuiri Apresiatif juga sejalan dengan pernyataan Ki Hadjar Dewantara yang berkaitan dengan kekuatan dan hal positif. KHD menyatakan bahwa anak- anak hidup dan tumbuh sesuai dengan kodratnya sendiri baik kodrat alam maupun kodrat zaman. Pendekatan atau paradigma Inkuiri Apresiatif sejatinya mampu menggali potensi setiap anak sesuai dengan kodratnya masing masing. Dengan demikian, pendekatan   ini dapat menjadi salah satu metode untuk mencapai visi yang sesuai dengan visi Ki Hadjar Dewantara.

 

Tahapan BAGJA melalui pendekatan Inkuiri Apresiatif memiliki peran penting bagi guru dalam mewujudkan “murid merdeka” yaitu sebagai berikut.

 

1.  Dapat menerapkan pembelajaran yang berpihak pada murid.

2.  Dapat menggali potensi pada diri murid dari segi bakat, minat, cara belajar, dan lain-lain, sesuai dengan kodrat zaman yakni mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada zaman murid itu bertumbuh dan berkembang.

3.  Dapat menciptakan suasana kelas yang bermakna dan menyenangkan.

4.  Dapat menumbuhkan motivasi intrinsik murid.


Setelah kita mengetahui peran penting seorang guru maka kita dapat mengambil langkah konkret dalam penerapan pendekatan Inkuiri Apresiatif dengan menggunakan model BAGJA, yaitu sebagai berikut:

1.     Memahami kekuatan kekuatan positif guru penggerak yang sudah dimiliki.

2.  Menyusun visi guru penggerak dengan menggunakan pendekatan Inkuiri Apresiatif.

3.   Mencatat atau mendata berbagai kendala yang kemunginan akan muncul dan berusaha menemukan solusi secara bersama-sama (kolaborasi)

4.   Berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan serta   dengan                                                melakukan perannya masing-masing dengan baik.

 

Pendekatan Inkuiri Apresiatif dengan model BAGJA ini dapat kita gunakan sebagai sebagai salah satu upaya dalam peningkatan manajemen organisasi/sekolah atau pembelajaran dalam kelas. Kolaborasi diperlukan dalam penerapan pendekatan tersebut yakni antar-pemangku kepentingan seperti pemerintah, warga sekolah, dan elemen masyarakat yang merupakan hal yang wajib dilakukan apabila kita ingin mencapai hasil perubahan yang maksimal pula.


 Akhirnya, saya merumuskan sebuah VISI yang semoga terus membuat saya bersemangat ketika membacanya dan dapat menggerakkan hati setiap orang yang membacanya.

 Sebagai pendidik, Saya harus makin berdaya dalam menyediakan dukungan yang diperlukan untuk menuntun kekuatan kodrat murid sebagai warga masyarakat yang “CAKEP” (Cerdas, Berakhlak Mulia, Kreatif, Melek Teknologi, dan Berjiwa Pemimpin).***

*) Penulis adalah Calon Guru Penggerak Angkatan 5 dan seorang pendidik pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMKN 2 Sumedang, Jawa Barat


Tidak ada komentar:

Posting Komentar