“Kita akan lebih mudah memahami dan menghadapi masalah yang timbul, jika saja kita mau mengakui bahwa kita juga punya kelemahan dan ketakutan yang sama.”
(Rusdy Rukmarata, Budayawan)
Pada kesempatan ini, saya merefleksikan hasil dari kegiatan
yang saya ikuti di LMS ini dalam bentuk jurnal refleksi. Jurnal Refleksi Dwimingguan
kali ini membahas materi Modul 2.2. Pembelajaran Sosial dan Emosional. Jurnal refleksi ini saya tulis sebagai ruang
atau media untuk mendokumentasikan perasaan, gagasan dan pengalaman serta
praktik baik yang telah saya dilakukan. Model refleksi yang saya pakai adalah
Model 5R (Reporting, Responding, Relating, Reasoning, Recontructing)
1. Reporting
Saya mulai mempelajari bagian Mulai dari Diri Modul 2.2
Pembelajaran Sosial dan Emosional pada
hari Rabu tanggal 14 September 2022. Selanjutnya, Kamis, 15 September 2022 saya
sudah menyelesaikan rangkaian Eksplorasi Konsep Modul 2.2 Pembelajaran Sosial
dan Emosional . Setelah melaksanakan dua kali pertemuan tatap maya dengan
Fasilitator, Kurnia Rahmianum, M.Pd., saya mengunggah Tugas Ruang Kolaborasi
pada tanggal 18 September 2022. Tugas Demonstrasi Kontekstual Modul 2.2
Pembelajaran Sosial dan Emosional saya selesaikan dan unggah ke LMS pada
tanggal 22 September 2022. Setelah sebelumnya, yakni pada hari Selasa, tanggal
20 September 2022 saya mengikuti ruang tatap maya bersama Instruktur Cucu
Hadiati pada Sesi 1 mulai pukul 13.00 sampai dengan pukul 14.30 WIB.
Pada hari Kamis, 22 September 2022 itu pula saya menyelesaikan dan menggunggah
tugas Koneksi Antarmateri Modul 2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional dan
mengunggah Rencana Aksi Nyata.
2. Responding
Pada Ruang Kolaborasi,
saya mempelajari 5 Kompetensi Sosial-Emosional (KSE), lalu sekarang saatnya
saya dan teman-teman CGP berkolaborasi untuk menyusun teknik-teknik
pembelajaran pembelajaran sosial dan emosional tersebut. Jika sebelumnya saya
bekerja sendiri, kali ini saya akan melakukan aktivitas berkelompok bersama
guru-guru dari jenjang pendidikan yang sama. Pada tahap inilah saya memperdalam
pemahaman saya melalui aktivitas yang memungkinkan kami saling bertanya,
melempar ide, mengklarifikasi pemahaman ataupun miskonsepsi yang mungkin masih
saya miliki. Dalam sesi ini, saya akan diminta untuk bekerja sama dalam
kelompok kecil untuk menyusun teknik-teknik pembelajaran kompetensi sosial dan
emosional.
Pada dasarnya proses social emotional
learning dapat diterapkan dengan beberapa cara di bawah ini:
1. Mulai
hari dengan membangun kedekatan emosional bersama siswa
2. Gunakan
metode mengajar story telling atau bercerita
3.
Biasakan untuk memberikan siswa tugas yang harus dikerjakan secara berkelompok
4. Berikan
kesempatan pada siswa untuk mengutarakan pendapatnya
5. Bantu
siswa mengetahui perkembangan dirinya sendiri
3. Relating
Dengan Kompetensi Pembelajaran Sosial dan Emosional ini CGP
diharapkan mampu mengatasi sikap dan emosinya dalam setiap situasi yang
dihadapinya, terutama yang menimbulkan konflik dan tekanan. Situasi tersebut
baik yang berhubungan dengan tugasnya di sekolah saat menghadapi siswa dan
pekerjaan lainnya, perannya di masyarakat, maupun perannya dalam keluarga. Agar
CGP mampu memiliki kesadaran diri sebagai individu, kesadaran sebagai mahluk
sosial, pengelolaan diri dan emosinya, dan dalam mengambil keputusan yang lebih
bertanggung jawab.
4. Reasoning
Pembelajaran Sosial Emosional ini sangat penting untuk dikuasai sebagai salah satu upaya menjadi pribadi seorang guru yang lebih baik. Seorang guru yang mampu memberikan yang terbaik bagi siswanya, memahami keinginan dan kebutuhan siswanya, juga mampu mengenali dan mengelola dirinya. Sebagai seorang guru yang terkadang harus menghadapi tugas yang multitasking, CGP diberikan bekal dan alternatif penyelesaian berupa pembelajaran yang sangat kompleks dalam menghadapi suatu masalah atau konflik.
5. Recontructing
Sebelum mempelajari
Modul 2.2 tentang Pembelajaran Sosial Emosional saya berpikir bahwa
Pembelajaran Sosial Emosional diterapkan hanya kepada murid yang mengalami
permasalahan yang berhubungan dengan sikap atau prilaku
mereka saja, sehingga penerapannya cukup dilakukan di luar pembelajaran
akademik. Setelah mempelajari modul ini, saya belajar dan berusaha
memahami bahwa ternyata pada hakikatnya Pembelajaran Sosial Emosional bertujuan
untuk memberikan keseimbangan kepada individu serta mengembangkan potensi
personal yang diperlukan untuk meraih kesuksesan.
*) Penulis adalah Calon Guru
Penggerak Angkatan 5 dan seorang pendidik pengampu mata pelajaran Bahasa
Indonesia di SMKN 2 Sumedang, Jawa Barat

Tidak ada komentar:
Posting Komentar