Jumat, 07 Oktober 2022

JURNAL REFLEKSI 6: Pembelajaran Sosial dan Emosional



 “Kita akan lebih mudah memahami dan menghadapi masalah yang timbul, jika saja kita mau mengakui bahwa kita juga punya kelemahan dan ketakutan yang sama.” 

(Rusdy Rukmarata, Budayawan)

 

Pada kesempatan ini, saya merefleksikan hasil dari kegiatan yang saya ikuti di LMS ini dalam bentuk jurnal refleksi. Jurnal Refleksi Dwimingguan kali ini membahas materi Modul 2.2. Pembelajaran Sosial dan Emosional.  Jurnal refleksi ini saya tulis sebagai ruang atau media untuk mendokumentasikan perasaan, gagasan dan pengalaman serta praktik baik yang telah saya dilakukan. Model refleksi yang saya pakai adalah Model 5R (Reporting, Responding, Relating, Reasoning, Recontructing)

 

1. Reporting

Saya mulai mempelajari bagian Mulai dari Diri Modul 2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional  pada hari Rabu tanggal 14 September 2022. Selanjutnya, Kamis, 15 September 2022 saya sudah menyelesaikan rangkaian Eksplorasi Konsep Modul 2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional . Setelah melaksanakan dua kali pertemuan tatap maya dengan Fasilitator, Kurnia Rahmianum, M.Pd., saya mengunggah Tugas Ruang Kolaborasi pada tanggal 18 September 2022. Tugas Demonstrasi Kontekstual Modul 2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional saya selesaikan dan unggah ke LMS pada tanggal 22 September 2022. Setelah sebelumnya, yakni pada hari Selasa, tanggal 20 September 2022 saya mengikuti ruang tatap maya bersama Instruktur Cucu Hadiati pada Sesi 1 mulai pukul 13.00 sampai dengan pukul 14.30 WIB.

Pada hari Kamis, 22 September 2022  itu pula saya menyelesaikan dan menggunggah tugas Koneksi Antarmateri Modul 2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional dan mengunggah Rencana Aksi Nyata.

 

2. Responding

Pada  Ruang Kolaborasi, saya mempelajari 5 Kompetensi Sosial-Emosional (KSE), lalu sekarang saatnya saya dan teman-teman CGP berkolaborasi untuk menyusun teknik-teknik pembelajaran pembelajaran sosial dan emosional tersebut. Jika sebelumnya saya bekerja sendiri, kali ini saya akan melakukan aktivitas berkelompok bersama guru-guru dari jenjang pendidikan yang sama. Pada tahap inilah saya memperdalam pemahaman saya melalui aktivitas yang memungkinkan kami saling bertanya, melempar ide, mengklarifikasi pemahaman ataupun miskonsepsi yang mungkin masih saya miliki. Dalam sesi ini, saya akan diminta untuk bekerja sama dalam kelompok kecil untuk menyusun teknik-teknik pembelajaran kompetensi sosial dan emosional.

Pada dasarnya proses social emotional learning dapat diterapkan dengan beberapa cara di bawah ini:

1. Mulai hari dengan membangun kedekatan emosional bersama siswa

2. Gunakan metode mengajar story telling atau bercerita

3. Biasakan untuk memberikan siswa tugas yang harus dikerjakan secara berkelompok

4. Berikan kesempatan pada siswa untuk mengutarakan pendapatnya

5. Bantu siswa mengetahui perkembangan dirinya sendiri

 

3. Relating

Dengan Kompetensi Pembelajaran Sosial dan Emosional ini CGP diharapkan mampu mengatasi sikap dan emosinya dalam setiap situasi yang dihadapinya, terutama yang menimbulkan konflik dan tekanan. Situasi tersebut baik yang berhubungan dengan tugasnya di sekolah saat menghadapi siswa dan pekerjaan lainnya, perannya di masyarakat, maupun perannya dalam keluarga. Agar CGP mampu memiliki kesadaran diri sebagai individu, kesadaran sebagai mahluk sosial, pengelolaan diri dan emosinya, dan dalam mengambil keputusan yang lebih bertanggung jawab.

 

4. Reasoning

Pembelajaran Sosial Emosional ini sangat penting untuk dikuasai sebagai salah satu  upaya menjadi pribadi seorang guru yang lebih baik. Seorang guru yang mampu memberikan yang terbaik bagi siswanya, memahami keinginan dan kebutuhan siswanya, juga mampu mengenali dan mengelola dirinya. Sebagai seorang guru yang terkadang harus menghadapi tugas yang multitasking, CGP diberikan bekal dan alternatif penyelesaian berupa pembelajaran yang sangat kompleks dalam menghadapi suatu masalah atau konflik.


5. Recontructing

Sebelum mempelajari Modul 2.2 tentang Pembelajaran Sosial Emosional  saya berpikir bahwa Pembelajaran Sosial Emosional diterapkan hanya kepada murid yang mengalami permasalahan yang   berhubungan  dengan sikap atau prilaku mereka saja, sehingga penerapannya cukup dilakukan  di luar pembelajaran akademik.  Setelah mempelajari modul ini, saya belajar dan berusaha memahami bahwa ternyata pada hakikatnya Pembelajaran Sosial Emosional bertujuan untuk memberikan keseimbangan kepada individu serta mengembangkan potensi personal yang diperlukan  untuk meraih  kesuksesan.

Saya berencana akan menerapkan 5 Keterampilan PSE ini mulai dengan ngaji diri, ngukur diri, ngaca diri, sehingga tujuan pembelajaran sosial emosional ini dapat terwujud.***

*) Penulis adalah Calon Guru Penggerak Angkatan 5 dan seorang pendidik pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMKN 2 Sumedang, Jawa Barat


Tidak ada komentar:

Posting Komentar